RADIO-QU Network Pertama kali berdiri di Cirebon dengan nama RadioQu 92.9FM
Cirebon, dirintis pada tanggal 10 Januari 2010. Radio dengan ciri khas
penyampaian pesan bersandarkan Dakwah bil hikmah dikonfigurasi dengan memadukan
unsur Dakwah Islamiyah, informasi dan hiburan Islami. Formulasi tersebut
disarikan kedalam motto RADIO-QU “Inspirasi Spirit Hati”.
RADIO-QU Network hadir dalam rangka menyampaikan pesan-pesan Dakwah. Dunia
dakwah adalah dunia cahaya dan lautan cahaya yang menerangi jiwa raga dan
semesta dengan petunjuk risalah Rasulullah SAW. Gebyar dan gemerlapnya sebuah
kota jika tidak dibarengi dengan petunjuk Risalah Rasulullah tidak akan
membangun moral dan kemanusiaan. Maka risalah Rasulullah sebagai cahaya harus
senantiasa di hadirkan seirama dengan status kemulyaan umat Rasulullah SAW
sebagai (khoiro ummatin ukhrijat linnasi) umat terbaik yang dihadirkan oleh
Allah ke muka bumi. Mulia karena membawa & mengantar cahaya kepada yang
membutuhkannya. Semua dari kita yang merasa umat Rasulullah SAW harus bisa
mengambil bagian dari tugas dakwah ini. Siapapun kita, yang kaya yang miskin
yang pandai dan yang bodoh selagi umat Rasulullah SAW ia harus berpartisipasi
dalam kebaikan dan menjauhi kemungkaran.
Berangkat dari spirit diatas goal setting dari hadirnya RADIO-QU Network ,
terciptanya komunitas pendengar loyal, produktif dan penuh ukhuwah bersemangat
untuk terus memperbaiki diri menjadi Umat Terbaik yang dicintai Allah SWT.
VISI
RADIO-QU Network
“MENJADI RADIO DAKWAH REFERENSI UMAT ISLAM“
MISI RADIO-QU Network
• Memberikan layanan dakwah Islam sebaik mungkin melalui konsep dan aktifitas On
Air dan Off Air RADIO-QU
• Terbentuknya komunitas pendengar loyal RADIO-QU yang pada akhirnya nanti mampu
memberikan manfaat dunia dan akhirat.
• RADIO-QU menjadi katalisator terciptanya Sinergi dengan membangun kemitraan
yang saling memberikan manfaat.
• RADIO-QU melalui aktifitas off air menjadi media branding dan distribusi
terpercaya.
FILOSOFI RADIO-QU Network
Dakwah Harus Indah
Didalam
menyeru kepada kebaikan tentu ada tata krama yang tidak pernah terlepas dari
makna ilmu dan akhlak. ‘Ilmu’ saja tanpa akhlak tidak bisa membangun dan ‘Akhlak’
tanpa ilmu adalah lemah, maka harus digabungkan antara ilmu dan akhlak. Dalam
irama mengajak kepada kebaikan tugas kita adalah menjauhkan siapapun dari murka
Allah SWT. Seorang muslim harus semakin didekatkan kepada AllahSWT dan ditarik
dengan penuh kerinduan agar ia bisa merindukan Allah SWT. Dan yang belum masuk
Islam harus diajak dengan penuh kasih sayang agar kenal Allah SWT.
Ada beberapa hal yang harus dicermati disaat kita mengajak kepada kebaikan.
Pertama adalah koreksi. Disaat kita melihat kesalahan yang kita duga ada pada
orang lain, maka mula-mula yang harus kita lakukan adalah menemukan kesungguhan
sebuah kesalahan, jangan sampai terlanjur kita mengangkat suara menyalahkan
orang lain ternyata kesalahan justru ada pada diri kita. Kita harus mengoreksi
diri terlebih dahulu dengan mendiskusikannya kepada pakarnya agar jangan salah
dalam menyalahkan orang. Disini ada makna pengukuhan dan pendalaman ilmu. Jika
kita menemukan kesalahan ada pada diri kita, maka segeralah kita meninsyafinya
dan memohon maaf. Dan jika kesalahan ada pada orang lain maka saat itulah kita
menuju langkah berikutnya dalam mengajak kepada kebaikan. Artinya, jika langkah
yang pertama ini belum kita lakukan maka sungguh tidak pantas kalau kita menuju
kepada langkah berikutnya.
Kedua, bila kita menemukan kesalahan ada pada orang lain. Kita harus bedakan
apakah kesalahan tersebut dilakukan dengan sengaja menentang Allah SWT atau
karena ia belum tahu kalau dia salah? Karena ini adalah dua model manusia yang
sangat berbeda ketika kita mengajaknya kepada kebenaran.
Jika ternyata ia tergolong yang melakukan kesalahan karena ia belum tahu kalau
ia salah maka cukuplah kita tunjukkan kebenaran kepadanya dengan keindahan dan
jangan ditambah lagi dengan celaan dan cacian. Sebab saat kita menunjukkan
kebenaran kepadanya sungguh itu sama artinya kita mengatakan kepadanya jika ia
salah. Setelah itu jangan sampai kita memutus silaturrahmi baik disaat ia
menerima atau tidak.
Langkah ketiga adalah kesabaran, Jangan mudah putus asa, Karena dakwah adalah
perjuangan indah yang tiada henti, sebagaimana Rosulullah Muhammad SAW membangun
keindahan dengan keindahan hingga beliau menghadap Allah SWT.
Wallahu A'lam Bis Showab